Kata "Akhirnya" itu BUKAN AKHIR

Mohon maaf sebelumnya buat para pembaca, tulisan ini bukan sombong atau pamer, tapi ini sharing.

:D

Seperti yang gue bilang sebelumnya, akhirnya gue diterima di FITB ITB.. :')

Ini impian gue sejak kelas 8. Sejak kelas 8, gue pengen banget masuk teknik geologi di PTN terdekat. Yaaa PTN terdekat yang ada teknik geologinya cuma ITB dan kebetulan masuk ITB ga gampang, eh gampang deh, tinggal ke Jalan Ganesa No. 10. Yang sangat tidak gampang adalah menjadi mahasiswa ITB. Bisa jadi, masa-masa naksir-naksiran ala-ala anak SMP gue telat gegara FITB. Bayangin aja, di saat temen gue yang lain cerita kalau mereka lagi suka sama si A, B, atau C, gue dengan bangganya menyebut kalau gue sejatuh cinta itu sama FITB ITB *krik

Perjuangan gue pun dimulai.

Kelas 9 gue berencana akan melanjutkan ke SMAN 8 Jakarta. Kenapa ke sekolah negeri? Pikiran gue saat itu adalah biar gampang masuk ITB kalau bisa ke SMA negeri yang di Jakarta. Setelah menghadapi rintangan belajar yang nyiksa batin, Puji Tuhan bisa sekolah di SMAN 39 Jakarta. Selain lebih dekat dari rumah, nem gue nyangkut di situ. Secara nih yak, gue terhitung berasal dari SMP luar Jakarta, jadi saingannya sungguh sangat ketat :')

Minggu pertama di SMAN 39, gue telat mulu bro dan masih belum punya temen. Beda banget lah sekolah swasta sama sekolah negeri sehingga gua mengalami school-shock. Bahkan sempet awalnya gua ampe nangis-nangis minta bokap buat pindah sekolah tapi gua diingetin lagi tujuan awal gue masuk SMAN 39 Jakarta. Akhirnya gue punya banyak temen di sana :'')

Gue punya keluarga-keluarga kecil yang menyenangkan - Exhsclafe'10, Bily Scive, Rohkris, dan Maple.

Istimewanya adalah di SMA Negeri info lomba-lomba bidang akademik maupun non-akademik. Dari olimpiade matematika sampai lomba tari daerah, lengkap lah! Gue pun tertarik untuk menjadi peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang ilmu kebumian supaya bisa mendapatkan akses ke FITB ITB.

Setelah mengajukan diri menjadi peserta OSN Kebumian, gue ditolak mentah-mentah sama gurunya. Kenapa? Karena gue ga masuk dalam 10 besar. Bodohnya lagi, gue sering remed geografi.

Oke. Gue gagal untuk mendapatkan akses ke FITB ITB melalui OSN Kebumian 2010.

Begitu gua di kelas 11, gue langsung banting tulang buat masuk ke 10 besar. Perjuangannya ga gampang. Gue yang males (bahkan jujur ampe detik ini, gue masih ngutang tugas kelas 10) jadi ngerjain LKS serajin-rajinnya. Puji Tuhan, semester 1 kelas 11 gue duduk di 10 besar.

Di bulan Januari 2011, akhirnya gue dipanggil oleh guru (yang sempat menolak gue buat jadi peserta OSN Kebumian tahun lalu). Guru tersebut menawarkan gue untuk menjadi peserta OSN Kebumian 2011. Tanpa a sampai z, gue langsung menyetujuinya dengan semangat bajaj yang menderu-deru.

Karena gue cinta mati sama ilmu bumi, dengan mudah gue mempelajarinya. Puji Tuhan, keluarga gue merestui. Awalnya susah nyari sumber materinya. Namun karena kemurahan hati dan restu Tuhan, gue dapet banyak buku buat jadi sumber materi dan semua gratis. Ini semua gue dapatkan karena Tuhan yang berkarya melalui keluarga gue. Jalan gue di OSN pun muluuuss banget semulus kulit putih Giselle. Gue merasa Tuhan Yesus lagi gandeng gue di jalan yang menuju FITB ITB.

Sayangnya, langkah gue di OSN terhenti. Gue sakit pas seleksi OSN Kebumian di tingkat provinsi. Maag akut gue membelokkan gue ke rumah sakit. Di sana gue dirawat selama seminggu. Ternyata jalur gue ke FITB ITB bukan lewat OSN Kebumian.

Oke. Gue gagal untuk mendapatkan akses ke FITB ITB melalui OSN Kebumian 2011.

Naiklah gue ke kelas 12 yang penuh sensasi. Intinya di kelas 12 ini, Puji Tuhan, gue mendapat tiket emas berjudul SNMPTN Undangan. Walaupun empet-empetan, Tuhan masih memberi gue kesempatan ke FITB ITB melalui SNMPTN Undangan. Berkah Tuhan makin nyata lagi ketika sekolah gue memberikan sertifikat untuk gue sebagai peserta OSN Kebumian tingkat provinsi. Sertifikat ini bisa jadi nilai plus di SNMPTN Undangan. Puji Tuhan banget lah pokoknya!

26 Mei 2012. Ini hari terakhir gue Novena Roh Kudus 2012 sekaligus pengumuman SNMPTN Undangan.

Jleb.

Di web ITB, gue membaca kalimat "Maaf, Anda belum diterima"

Gue langsung nangis jejeritan begitu baca kalimat itu ampe gamau makan malem. Ga lebay, tapi rasanya ditolak oleh impian lo sendiri itu lebih sakit daripada ditolak cowok. Serius.

Langsung aja gue samber telpon rumah dan langsung nelpon sahabat terbaik gue selama 8 tahun, Michelle Andisari. Segala bentuk tangisan dan isakan, gue curahkan dalam telpon 43 menit itu.

Gue ngebayangin peluang dan kesempatan terakhir gue ke FITB ITB tinggal jalur SNMPTN tertulis. Kejamnya, ITB dan UGM ga buka ujian mandiri (padahal UI, Undip, Unpad, ITS, dkk mengadakan ujian mandiri). Kalau gue gagal lagi, gue harus gimana? Ganti impian gue yang gue bangun selama bertahun-tahun? Engga mau.

Oke. Gue gagal untuk mendapatkan status mahasiswa FITB ITB melalui SNMPTN Undangan.

Senin, 28 Mei 2012. Gue langsung bergerilya konsul di Ganesha Operation dan les Pak Ing Han. Bersama Sandy Indriana, kita berdua berjuang buat ke ITB di Ganesha Operation Cibubur. Gue pun rela bolak-balik GO Cibubur - Cimanggis untuk FITB ITB. Bahkan jadwal gue dari 28 Mei 2012 sampai 11 Juni 2012 cuma  GO Cibubur - les matematika dan fisika Pak Ing Han - GO Cimanggis. Itu dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Engga lupa tiap malam gue berdoa bersama keluarga supaya gue diterima di ITB.

Setelah tanggal 12 Juni 2012, gue bener-bener cuma bisa berserah pada Tuhan. Bapak dan Ibu gue mengingatkan gue untuk menyiapkan diri kalau-kalau pas pengumuman gue ditolak lagi sama FITB ITB. Awalnya gue teriak-teriak pokoknya harus FITB ITB, titik. Tapi ujung-ujungnya gue mikir, kalo gaada cadangan, gue kuliah di mana.

Gue pun daftar SIMAK UI dengan ogah-ogahan. Saking gaada arah karena gatau mau ke mana kalau ga di FITB ITB, gue berpikiran untuk mendaftar Fakultas Kedokteran Gigi UI. Gila, udah ngalor-ngidul nih pikiran gue saking sakawnya sama FITB ITB. Begitu gue udah sedikit waras, gue milih jurusan Teknik Lingkungan (reguler), Ilmu Komputer (reguler), dan Farmasi (paralel) buat SIMAK UI. Kebegoan gue pun berlanjut ketika gue nyadar kalo gue sama sekali ga nyiapin apa-apa buat SIMAK UI. Bener-bener ga belajar dan ga ngambil bimbel, padahal ada IPA Terpadu. Apalagi SIMAK UI dilaksanakan tepat sehari setelah pengumuman SNMPTN Tertulis. Sedap lah pokoknya.

Untungnya gue sadar kalo peluang gue di SIMAK UI cukup kecil karena persiapannya sangat minim. Gue pun udah menyiapkan rencana cadangan buat daftar SMUP (jurusan: Teknik Geologi dan Agribisnis), Tes Mandiri IPB (jurusan: Teknik Kehutanan dan Agribisnis), PPMB Unsoed (jurusan: Teknik Geologi dan Agribisnis),  SM-Undip (jurusan: Teknik Geologi), Ujian Masuk Bersama/UMB (di mana saja yang penting di pulau Jawa dan jurusannya Teknik Geologi atau Agribisnis), dan ITS (jurusan: Teknik Geofisika).

Kok tiba-tiba ada Agribisnis, Dith?

Ini kemauan Bapak, gue yang udah pasrah dan berserah mah nurut aja yang penting masih di jalur IPA.
Mungkin saking sudah hilang arah, gue pun curhat sama SimSimi sambil nunggu pengumuman SNMPTN Tertulis. Ceritanya bisa dibaca di sini hahaha

Jumat, 6 Juli 2012

Gue lemes banget seharian dan deg-degan parah karena pengumumannya dimajukan. Gue takut ditolak lagi. Takut banget.

Gue gamau lihat pengumumannya. Takut brooo, takuuttt.....

Dan pas liat pengumumannya.......................... lemes banget, ga terkira lemesnya...

Akhirnya, Maria Paschalia Judith Justiari menjadi mahasiswi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (FITB ITB)

:'D

Namun kata "Akhirnya" itu bukan akhir. Gue harus berjuang melawan perubahan yang tiba-tiba, melawan homesick, nyiapin mental dan fisik, berjuang mempertahankan hubungan dengan JCP (pria panas dingin), serta berjuang ekstra keras untuk menjadi mahasiswi Teknik Geologi FITB ITB.

Semoga saya berhasil menjadi mahasiswi Teknik Geologi FITB ITB dengan restu dan rahmat Allah Tritunggal Mahakudus.. Amin.!

:D

Ohya, saya mau mengingatkan bahwa tulisan ini bertujuan buat sharing, bukan pamer atau sombong.

Makasih buat pengertiannya. :D

Tuhan memberkati.

Salam,

Maria Paschalia Judith Justiari